Sudah seratus chapter lebih manga Black Clover berjalan, tetapi masih belum ada titik terang mengenai asal usul dan orang tua dari Yuno dan Asta, serta alasan kenapa Asta sama sekali tidak memiliki Mana di dalam tubuhnya.
Yang kita tahu hanyalah keduanya ditemukan di depan pintu Gereja desa Hage saat masih bayi, kemudian dirawat oleh Suster dan Bapa dari gereja tersebut hingga dewasa.
Desa Hage sendiri merupakan salah satu desa terluar, terdepan, tertinggal dari wilayah kerajaan Clover, yang dulu menjadi tempat terjadinya pertarungan antara Iblis dengan Kaisar Sihir pertama.
Saat ditemukan, di samping tubuh Yuno terdapat sebuah kalung dengan liontin mirip batu permata, yang besar kemungkinan adalah peninggalan dari orang tuanya.
Sementara di samping tubuh Asta, tidak ditemukan peninggalan apapun.
Sehingga memunculkan anggapan kalau keduanya tidak dilahirkan dari orang tua yang sama.
Terlebih lagi, keduanya memiliki penampilan, sifat, dan bakat yang sangat bertolak belakang.
Yuno sangat dicintai mana, sementara Asta sama sekali tidak memiliki mana. Yuno sifatnya sangat kalem, sementara Asta sifatnya sangat aktif.
Namun bagaimana jika itu semua hanyalah sebuah plot twist? Perbedaan yang mencolok diantara keduanya sengaja dibuat untuk memunculkan anggapan kalau keduanya tidak terlahir dari orang tua yang sama?
Nah, jika mereka ternyata nanti beneran saudara kembar, lalu kenapa keduanya memiliki sifat yang begitu berbeda?
Otaku Indonesia punya sedikit teori yang cukup menarik nih!
Bagaimana jika perbedaan sifat dan bakat mereka terjadi karena kedua orang tua mereka berasal dari ras dan bangsa yang berbeda?
Jika Asta adalah manusia sejati, seharusnya dia tetap akan memiliki Mana ditubuhnya meskipun sangat sedikit.
Tetapi kenyataannya Asta sama sekali tidak memiliki Mana. Jadi, kemungkinan besar ada mutasi yang aneh di dalam DNA nya.
Hal sebaliknya terjadi pada Yuno. Jika dia hanya keturunan manusia biasa yang hidup di desa pinggiran, bagaimana bisa dia begitu dicintai oleh Mana.
Bahkan dirinya sampai terpilih untuk memegang Grimoire semanggi berdaun 4 yang tipenya sama dengan yang dipakai oleh seorang Elf bernama Licht yang merupakan pemimpin organisasi White Night Eye.
Pada teori kami sebelumnya, kami menyebut pertarungan antara Kaisar Sihir pertama melawan iblis adalah pertarungan antara Manusia dan Bangsa Elf.
Dengan kata lain bangsa Elf dan manusia memang belum bisa akur sejak dari jaman dahulu.
Meskipun demikian, bukan mustahil jika ada seorang anak manusia yang jatuh cinta dan menikah dengan seorang Elf, atau sebaliknya, bukan?
Karena hubungan terlarang tersebut, keduanya jadi terusir dari komunitas mereka masing-masing. Keduanya tidak diakui baik oleh Ras Manusia ataupun Elf.
Nah kami rasa hal itulah yang terjadi pada kedua orang tua Asta dan Yuno.
Karena kedua orang tua Asta dan Yuno tidak ingin anaknya bernasib sama dengan mereka, maka mereka memutuskan untuk menyerahkan bayi Asta dan Yuno ke Gereja di desa Hage.
Menurut kami, yang berasal dari bangsa Elf adalah ibunya Asta dan Yuno, sementara ayah mereka adalah seorang manusia.
Oleh karenanya hanya ada satu liontin yang mereka tinggalkan, yang kebetulan diletakkan di keranjang bayinya Yuno.
Kami rasa liontin tersebut bukanlah lambang keluarga atau sejenisnya, melainkan sebuah magic Stone, yang saat ini diincar oleh organisasi White Night Demon Eye..
Karena Yuno selalu mengenakan kalung berliontin magic stone, serta kemungkinan besar darah Elf yang mengalir di tubuh Yuno lebih besar dibandingkan dengan darah manusianya, maka Yuno tumbuh menjadi seseorang yang sangat dicintai mana, seperti para Elf kebanyakan.
Hal yang sebaliknya justru terjadi kepada Asta.
Proporsi DNA Elf dan Manusia yang mengalir di tubuh Asta tidak proporsional. Hal itulah yang membuat Asta menjadi sama sekali tidak disukai mana.
Hingga membuat Asta menjadi satu-satunya orang yang saat ini diketahui tidak memiliki sedikitpun mana di dalam tubuhnya.
Tapi hal itu tidak lantas membuat Asta menjadi Produk gagal seperti yang dikatakan oleh Ratu Penyihir.
Sifat Asta yang pantang menyerah dan selalu optimis, membuat Asta tumbuh menjadi orang yang memiliki fisik yang super kuat, meskipun tanpa bantuan Mana.
Kerja kerasnya itu pun membuahkan hasil. Dengan tubuh tanpa mana tetapi memiliki kekuatan fisik luar biasa, membuat Asta mampu menggunakan Pedang Anti sihir peninggalan Tetua Elf yang memiliki ukuran sebesar tubuhnya sendiri.
Selain itu, setelah mendapatkan tranfusi darah dari Ratu Penyihir, kini Asta juga mempunyai kemampuan untuk menyerap anti magic dari Pedang Pembunuh iblis ke dalam tubuhnya.
Mungkin inilah yang disebut pepatah dengan "cacat sedikit adalah sempurna."
Terlahir tanpa Mana, membuat Asta unik. Yang pada akhirnya membuat Asta mampu menggunakan kekuatan yang unik juga.