Kagami terbangun dari tidurnya. Dirinya merasa sudah sangat siap untuk bertanding dengan Kise sore hari nanti. Eh, tunggu dulu. Ada yang bergerak di samping Kagami tidur. What the fuck!!! Alex tidur dengan telanjang bulat di ranjang yang sama dengan Kagami. Merasa risih karena gurunya itu selalu seenaknya saja tidur telanjang di kamarnya tanpa permisi, Kagami langsung membentak Alex, berlari mengambil pakaian Alex dan melemparnya ke muka Alex dengan jurus Meteor Jam. Shit!!!
Alex sudah memakai bajunya. Dia duduk di ruang makan menunggu sarapan yang sedang dibikin oleh Kagami. Sambil minum yang anget-anget Alex menanyakan kesiapan Kagami untuk pertandingan Semi Final Winter Cup sore nanti. Dan... Oh no!!! Sepatu basket satu-satunya milik Kagami jebol. Riko pasti marah besar.
Benar sekali. Riko marah besar saat Kagami menelponnya dan mengabari kalau sepatunya jebol, apalagi pertandingan semi final melawan Kaijo nanti sore setelah Rakuzan vs Shutoku. "Dasar bodoh, kenapa kamu cuma punya sepasang sepatu!!! Apa-apan kalian ini!!! Kenapa kalian bisa kompak dalam keadaan seperti ini!!!" bentak Riko selama di telepon Kagami. Tunggu. Kok "Kalian" ???. Oh, ternyata sepatu basket milik Kuroko juga rusak.
Sementara anggota tim Seirin yang lain naik kereta menuju lokasi pertandingan, Kuroko dan Kagami pergi ke kota untuk mencari sepatu basket baru. Di sebuah Toko, Kagami hampir saja menabrak seseorang waktu hendak menaiki anak tangga. Untungnya orang sangat lincah. Dia segera melompati Kagami dan Kuroko sebelum sempat bertabrakan. Orang tersebut mengenakan sebuah jaket olahraga yang di punggungnya tertulis "RAKUZAN".
Sepertinya sudah semua toko olahraga yang dikunjungi Kuroko dan Kagami. Apes, ukuran sepatu Kagami ternyata Limited Edition. Karena kaki Kagami yang begitu besar, tidak ada satu pun toko di kota tersebut yang mempunyainya. Opsi terakhir, Kuroko pun menelpon Momoi.
Tidak butuh waktu lama hingga si cantik Momoi memenuhi panggilan Kuroko. Peluk, cium. Itu yang langsung dilakukan Momoi begitu bertemu dengan Kuroko. Dan... oh tidak. Dua orang bodoh berkumpul. Ternyata Momoi datang bersama dengan Aomine.
Ternyata ukuran sepatu Kagami dan Aomine itu sama. Berbeda dengan Kagami, Aomine tidak hanya memiliki sepasang sepatu basket saja, tetapi banyak. Salah satunya persis seperti sepatu milik Kagami yang jebol tadi pagi.
Aomine memberikan sepatu miliknya tersebut kepada Kagami dengan satu syarat. Kagami harus mengalahkannya dalam 3 x pertandingan satu lawan satu dengannya. Oh busyet, Kagami langsung KO dengan telak. Ternyata Kagami memang bukan apa-apa jika tidak bertanding bersama dengan anggota timnya.
Meskipun Kagami kalah telak, Aomine tetap memberikan sepatu itu kepadanya. Kagami menolak, dia ingin berduel sekali lagi sampai dia menang, baru dia merasa pantas menerimanya. Namun sudah tidak ada waktu lagi. giliran Aomine yang ngotot dan memaksa Kagami untuk menerima saja sepatu itu. Haha...
Tim Seirin akhirnya sampai juga di stasiun kereta. Karena melengos, Riko menabrak seseorang beberapa langkah setelah keluar dari kereta yang dinaikinya bersama anggota tim seirin yang lain. Pria yang ditabrak Riko memiliki postur yang tinggi, dan mengenakan jaket olahraga yang dipunggungnya tertulis "RAKUZAN". Hyuga terbelalak, sepertinya dia mengenal dengan baik orang tersebut.
Di tempat lain, Kogenai dan dua orang rekannya yang mendapat tugas untuk membeli perlengkapan P3K, makanan, dan minuman bertemu dengan seorang pria aneh yang porsi makannya jauh lebih banyak ketimbang Kagami. Sepertinya dia ada hubungannya dengan Winter Cup.
Tetong!!! Pertandingan pertama Semi final winter cup dimulai. Mempertemukan tim Shutoku dengan tim Rakuzan. Dan benar, 3 orang yang ditemui oleh para anggota tim Seirin tadi adalah 3 member reguler tim Rakuzan. Dan ketiganya adalah teman seangkatan Kiyoshi yang juga memegang julukan "Uncrowned General". Shit!!! Tim monster macam apa Rakuzan ini?!?
Ada yang aneh. Itu yang dipikirkan oleh
tim Shutoku sebelum pertandingan dimulai. Mungkin bagi kebanyakan orang
akan berpikir tidak ada yang aneh dari Rakuzan. Namun para pemain yang
sudah terbiasa dengan situasi dalam tim pasti bisa merasakannya.
Keanehan
pertama, Rakuzan terlihat bermain biasa-biasa saja, padahal berisi
materi pemain yang terkenal mengerikan. Kedua, terdapat 3 anggota
Uncrowned General yang sudah kelas 2, tetapi Kapten tim mereka justru
seorang anak kelas satu yang baru bergabung yaitu Akashi Seijuro, sang pemimpin
Kiseki No Sedai. Yang lebih aneh lagi, tidak ada yang protes dengan
terpilihnya Akashi sebagai Kapten.
Pertandingan dimulai, Shutoku mendapatkan angka pertamanya dari long shoot 3 point Midorima. Takao mendapatkan kehormatan untuk menjaga Akashi Seijuro. Sebagai orang yang langsung berhadapan satu lawan satu dengannya, Takao dapat secara jelas merasakan aura yang mengerikan dari Akashi. Namun entah kenapa permainan Rakuzan masih terlihat biasa-biasa saja. Pasti ada sesuatu yang aneh, pikirnya. Pertandingan terus berlanjut tanpa ada pertempuran special hingga quarter pertama berakhir dengan skor 16 - 16.
Dan keanehan-keanehan tersebut akan segera terungkap. Pada sesi istirahat, pelatih Rakuzan tidak memberikan masukan apapun terhadap permainan Tim. Dia justru mengatakan semua berjalan sesuai dengan rencana awal. Dan rencana tersebut akan mereka lanjutkan berdasarkan perintah dari sang pembuat rencana, Akashi Seijuro.
Smentara di kubu Shutoku, sang pelatih mulai mengatakan analisisnya. Menurutnya permainan Rakuzan itu seperti shogi. Selama quarter pertama, Akashi dan kawan-kawan hanya memantau alur pertandingan saja. Dan diquarter kedua Rakuzan baru akan bergerak.
Pertandingan quarter kedua dimulai. Bola pertama menjadi milik Shutoku. Namun Midorima dijaga ketat oleh dua pemain Rakuzan. Seperti sudah mengira hal tersebut pasti akan terjadi, bola yang dipegang oleh Takao segera dioper ke Kimura.
Kimura berhadapan satu lawan satu dengan bocah yang hampir menabrak Kagami dan Kuroko di toko sepatu. Dari raut mukanya tidak terlihat rasa panik sedikitpun, meski Kimura berhasil melewatinya dnegan dribel yang cepat.
Karena gagal menjaga Kimura, pemain Rakuzan bernomor punggung itu mendapat teguran dari Akashi. Ternyata nama anak itu adalah Kotaro. Akashi mengancam Kotaro, jika dia gagal lagi, maka Akashi akan menggantinya dnegan pemain lain. Tidak ada ekspresi panik ataupun takut dari Kotaro, dia justru mengatakan bahwa dirinya tidak akan kalah dari siapapun soal dribling.
Kotaro berhadapan dengan Kimura lagi. Entah apa masksud dari kata-kata Kotaro. Setelah dia bilang "3 saja cukup," Kotaro langsung mendribel bola dengan sangat keras. Hingga memekakkan telinga. Ternyata kemampuan utama Kotaro adalah Dribble yang sangat cepat. Kecepatan yang tidak bisa dilihat celahnya lagi antara delay pantulan bola dari lantai ke tangan.
Kotaro berhasil melewati Kimura dengan begitu cepatnya. Di sisi lain, Akashi berkata kepada Midorima yang intinya bahwa untuk menang dalam pertandingan tersebut akashi bahkan tidak perlu turun tangan langsung menggunakan kekuatan matanya.