Kehadiran Asta yang tidak terduga meningkatkan harapan baru bagi Magna dan Vanesha untuk dapat menyadarkan Luck dari pengaruh sihir reinkarnasi bangsa Elf.
Seperti yang kita tahu, untuk saat ini kekuatan Pedang iblis ketiga Asta adalah satu-satunya tool yang bisa menetralkan sihir terlarang tersebut, seperti yang pernah diperlihatkan pada manga chapter 159 lalu.
Dan untuk menghadapi Luck yang kini menyebut dirinya sebagai Lufuru, yang wujudnya saat ini terlihat seperti dewa petir dalam mitologi Jepang, Asta langsung masuk ke mode Black Form.
Mampukah Asta menghandle kekuatan dan kecepatan Luck yang kini mengalir kekuatan Elf ditubuhnya?
Pertarungan antara Iblis vs Peri pun kembali dimulai!
Manga Black Clover chapter 162, isinya full pertarungan antara Asta, Magna, dan Vanesha vs Luck Reinkarnasi atau Lufuru.
Dalam wujud "Dewa Petir" nya, pergerakan Lufuru menjadi luar biasa cepat. Secepat kilat tentunya.
Dia pun begitu PeDe, begitu yakin, kalau dengan kecepatan pergerakannya saat ini tidak akan ada manusia yang bisa mengatasinya. Apalagi cuma seorang bocah yang tidak mampu merasakan Mana.
Dugaannya salah besar. Tubuh Asta mampu bereaksi untuk menghandle kecepatan kilatnya Lufuru.
Memang benar, Asta tidak mampu merasakan Mana, tetapi perlu diingat, Asta sudah dilatih oleh Kapten Yami untuk merasakan Ki sejak duet pertama mereka saat bertarung melawan Licht.
Selain itu reaksi super cepat Asta ternyata juga ditopang oleh responsifnya Pedang iblis ketiganya terhadap pancaran Mana.
Menurut perkataan Asta, reaksi pedangnya ini begitu sensitif terhadap pancaran Mana yang besar.
Ini informasi baru nih, tentang kemampuan lain dari Pedang ketiganya Asta. CATET!!!
Kemudian, ditambah dengan mode Black Form-nya, Asta tidak hanya mampu bereaksi untuk menangkis setiap serangan kilatnya Lufuru. Tetapi dia juga mampu melakukan pengejaran.
Sayangnya, Lufuru bukanlah tipe petarung yang hanya mengandalkan kekuatan dan kecepatan, tetapi dia juga tipikal petarung yang sangat cerdik dalam mengatur strategi.
Asta yang sudah diambang batas Black Form-nya, karena sudah dua kali menggunakan mode tersebut dalam sehari, harus bekerjasama dengan Magna dan Vanesha untuk melancarkan serangan terakhir sebelum Black Form-nya habis.
Dan ini unik nih, Asta mengacak-acak reruntuhan di sekitarnya untuk mengelabui penglihatannya Lufuru.
Lufuru pikir, Asta melakukan hal tersebut karena Asta tidak memiliki pancaran Mana, sehingga jika sekelilingnya berselimut kabut, Lufuru tidak akan mampu mendeteksi pergerakannya.
Apa yang Lufuru pikirkan ini, persis seperti yang dulu Luck rencanakan dengan Asta dan Noelle ketika mereka bertarung melawan si penyihir kabut dari kerajaan Diamond, Lotus Whomalt.
Mungkinkah hal ini menunjukkan kalau reinkarnasi Elf yang mendiami tubuh seseorang secara tidak sadar juga mampu mengakses ingatan asli dari si pemilik tubuh yang asli?
Mungkin!
Dan untuk mengatasi rencana yang terlihat sama persis dengan yang dulu pernah Luck rencanakan, Lufuru, menyebarkan pancaran mana listriknya ke segala arah.
Jika pancaran mananya ada yang terpotong oleh Pedang anti sihirnya Asta, maka dia bisa mengetahui posisi Asta meskipun tidak melihat secara langsung dan tidak bisa merasakan mananya.
Binggo!!! Rencananya tersebut berjalan sukses, dan dia bisa tahu kalau Asta sedang bergerak lurus ke arahnya.
Namun satu hal yang dia tidak ketahui adalah, Asta tidak menyerang sendirian.
Entah kapan, dimana atau bagaimana caranya, Asta, Magna, dan Vanesha ternyata sudah merencanakan sesuatu yang sangat brilian.
Disaat Lufuru dengan begitu yakinnya akan mampu mencabik Asta dengan cakar listriknya, pergerakan Asta terhenti seketika, karena dihentikan oleh Vanesha menggunakan sihir benangnya.
Disaat cakaran Lufuru meleset karena salah perhitungan akibat Asta berhenti secara tiba-tiba, Magna melempar bola api untuk memotong benangnya Vanesha, sehingga Asta bisa kembali melaju dan menghantamkan Pedang anti sihirnya ke tubuh Lufuru.
Dan PLOK!!! Sepertinya kali ini Pedang Asta berhasil mengoplok Lufuru tepat di kepalanya.
Jika apa yang kami pikirkan ini benar, maka bisa dipastikan dichapter mendatang Luck sudah kembali sadar sepenuhnya akibat koplokkan temannya ini.
Dan setelah membaca keseluruhan cerita di chapter 162 ini, kami pun menarik sebuah kesimpulan yang sangat mengagumkan.
Pesan mutiara dari manga black clover chapter 162 ini adalah, terkadang teman mengoplok kepalamu itu bukan karena benci, tetapi karena sayang dan perhatian.
Jadi koploklah sering-sering kepala sahabatmu. Wkwkwkwkk
Piye menurutmu cah?
0 komentar:
Post a Comment