Sunday, 31 August 2014

Pelajaran Penting yang dapat diambil dari serial Death Note

Pelajaran Penting yang dapat diambil dari serial Death Note
Death Note merupakan salah satu masterpiece serial Anime. Keberadaannya tidak akan pernah lekang oleh jaman. Alur cerita yang berbeda, dan Out of the box membuat serial anime yang satu ini terus digandrungi meskipun serial animenya sudah berakhir.

Death Note bercerita tentang Light Yagami, seorang sarjana hukum sekaligus anak polisi di kotanya yang begitu membenci para penjahat. Menurutnya hukum yang dibuat manusia tidak cukup adil. Seharusnya para penjahat seperti Koruptor dan pembunuh mendapatkan hukuman yang lebih berat, tetapi kenyataannya beberapa pelaku malah bisa bebas bersyarat.

Pada suatu hari Light menemukan sebuah buku bernama "Death Note". Ternyata buku tersebut adalah buku kematian yang sengaja dijatuhkan Shinigami bernama Ryuk ke Bumi karena merasa bosan di dunianya. Siapapun nama yang dituliskan di dalam buku tersebut pasti akan mati. Bahkan cara kematiannya pun bisa diatur sesuai keinginan.

Pada mulanya Light berniat untuk membersihkan dunia dari para penjahat. Dengan nama samaran "Kira", Light membunuh satu per satu penjahat. Namun lama kelamaan, Light tidak hanya membunuh para penjahat, tetapi juga orang-orang yang dinilai berbahaya terhadap kerahasiaan identitasnya.

Hingga pada akhirnya, Light tidak lagi membunuh para penjahat, melainkan lebih tertarik untuk bermain kucing-kucingan dengan polisi yang mengejar Kira. Bahkan untuk menutupi identitasnya sebagai Kira, Light sampai membunuh kekasihnya sendiri. Light yang pada mulanya berniat membersihkan dunia dari kejahatan malah justru menjadi salah satu penjahat yang paling mengerikan dengan Death Note di tangannya.

Pesan moral yang didapat dari kisah Light Yagami dengan buku Death Note nya tersebut adalah bahwa kejahatan tidak sepatutnya dilawan dengan kejahatan. Karena hanya penjahatlah yang melakukan kejahatan. Meskipun tujuannya baik, tetapi kejahatan tetaplah sebuah kejahatan.

Saya menulis artikel ini karena tersentuh dengan kasus pembunuhan Ade Sara yang saat artikel ini saya tulis, masih berada dalam tahap persidangan. Keikhlasan orang tua Ade Sara untuk memaafkan sepasang kekasih pembunuh anaknya karena takut kepada "ancaman Tuhan" yang berbunyi "Orang yang membalas kejahatan dengan kejahatan, sama buruknya dengan penjahat itu sendiri," membuat saya merasa ditampar-tampar.

Saya sebagai seorang muslim merasa sangat malu ketika melihat sodara-sodara sesama muslim melakukan kekerasan, caci maki, sumpah serapah kepada manusia lain yang menurut mereka "jahat". Sementara orang tua Ade Sara yang notabene Non Muslim malah begitu baik budinya. Padahal konon Nabi Muhammad adalah orang yang paling baik akhlak dan budi pekertinya, kenapa umatnya banyak yang tidak mencerminkan itu??? Semoga sodara-sodara saya sesama muslim dapat memetik pelajaran dari kisah ini. Amin. Keep Peace, Love, and Respect. Indonesia Damai, Indonesia Bersatu, Indonesia No. 1.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons