Friday, 1 January 2016

Bagaimana sih proses pembuatan manga mingguan?

Bagaimana sih proses pembuatan manga mingguan? Pertanyaan tersebut akhirnya terjawab sudah ketika saya selesai menonton serial Bakuman. Berkisah tentang sepasang anak muda yang bermimpi untuk menjadi mangaka profesional nomer satu di Jack (Shonen Jump), serial ini benar-benar mengupas tuntas prosesi pembuatan manga mulai dari penyusunan ide, hingga serialisasi. Gila susah dan berat banget prosesnya lho! 

Untuk kali ini kita berasumsi bahwa mangaka sudah memiliki serialisasi di JUMP. Sehingga urutan prosesi pembuatan manganya secara garis besar menjadi seperti ini:

Biasanya seorang mangaka sudah memiliki banyak stock gambar karakter.
Entah itu yang sudah masuk cerita atau karakter yang hanya sekedar digambar saja.
Setelah mendapatkan ide cerita, mangaka akan membuat Name.
Yaitu coretan kasar yang berisi panel, kotak dialog dan posisi gambar (Story board).

Seorang mangaka biasanya sudah membuat beberapa Name untuk beberapa chapter kedepan.
Name tersebut kemudian dibawa untuk rapat dengan editor. Tiap mangaka memiliki editornya masing-masing. Biasanya selama rapat tersebut, Editor akan memberikan masukan-masukan tentang cerita, posisi panel, atau yang lainnya. Jika editor dan mangaka sudah saling setuju dengan dengan beberapa perubahan yang ada, maka akan dilakukan proses berikutnya. 
Name tersebut kemudian mulai digambar menggunakan pensil.
Gambarannya masih berupa sketsa.
Gambar yang masih sketsa tersebut kemudian ditebali menggunakan Pen (proses penintaan)
dan membersihkan sisa-sisa coretan pensil (white out).
Proses ini biasanya dilakukan oleh para sisten.
Selanjutnya adalah pemberian latar belakang, dan penulisan dialog.
Proses ini biasanya juga dilakukan oleh asisten atas instruksi Mangaka.
Setelah selesai mengerjakan satu chapter. Manga tersebut akan diambil oleh Editor dan dibawa ke bagian percetakan untuk diproduksi dan diterbitkan. Biasanya deadline-nya adalah 2-3 hari sebelum jadwal penerbitan.

Bayaran untuk mangaka akan ditransferkan setiap bulan sekali. Jadwal gajiannya mungkin berbeda-beda tiap penerbit. Jumlahnya juga berbeda-beda tergantung tingkat popularitas manga. Gaji ini berbeda dengan royalti manga setelah chapter manga diterbitkan dalam bentuk Volume.

Gaji bulanan tersebut biasanya akan digunakan untuk segala tetek benget prosesi pembuatan manga. Mulai dari pembelian kertas, dan alag gambar, hingga gaji asisten.

Proses tersebut akan terus berulang-ulang tiap minggunya, selama manga masih diterbitkan dalam majalah mingguan.

Memang sekarang sudah masuk era digital. Namun para mangaka sampai saat ini masih terus menggambar secara manual.

Tiap Mangaka memiliki caranya sendiri-sendiri dalam membuat manga. Ada yang tidak membuat Name, ada yang Name-nya hanya berupa tulisan, dan lain-lain. Namun secara garis besarnya adalah seperti di atas.

Karena setiap minggu dikejar deadline, saat mulai kehabisan ide, mangaka mungkin akan hiatus sementara waktu. Untuk saat ini rekor hiatus paling lama masih dipegang pengarang Hunter X Hunter, dimana pada tahun 2015 sama sekali tidak mengeluarkan chapter baru, padahal belum tamat.

Hiatus karena kehabisan ide itu masih mending. Beberapa mangaka bahkan sampai sakit karena jadwal kerja mereka yang gila-gilaan. Bahkan konon kabarnya beberapa manga yang hiatus aslinya dikarenakan sang Mangaka-nya kabur karena stress dikejar deadline.

So... sesekali belilah manga volume kesayanganmu di toko buku terdekat ya guys. Syukur-syukur setiap volumenya kalian koleksi. Para mangaka sudah bekerja mati-matian demi 18 pages yang tiap minggu kita nanti-nantikan lho!!! ^_^

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons